10 Makanan yang Dapat Menurunkan Asam Urat dengan Cepat untuk Meredakan Nyeri Sendi
Minggu, 27 April 2025 oleh jurnal
Atasi Asam Urat dengan Pilihan Makanan Tepat
Asam urat, radang sendi yang menyakitkan saat kadar asam urat dalam darah tinggi, seringkali membuat penderitanya harus ekstra hati-hati dalam memilih makanan. Kristal asam urat yang terbentuk di persendian, seperti jempol kaki, bisa sangat mengganggu. Makanan tinggi purin seperti jeroan, beberapa jenis seafood, dan daging merah diketahui dapat memicu peningkatan asam urat dan serangan gout. Namun, kabar baiknya, ada sejumlah makanan yang justru dapat membantu menurunkan kadar asam urat dan meredakan gejala yang mengganggu.
10 Makanan Penurun Asam Urat
Buah-buahan dan kacang-kacangan kaya akan senyawa yang bermanfaat untuk menurunkan asam urat. Berikut beberapa pilihan makanan yang bisa Anda coba:
- Ceri: Kaya vitamin C, antioksidan, dan senyawa anti-inflamasi, ceri efektif mencegah peradangan sendi akibat asam urat. Antosianin dalam ceri juga berperan aktif menurunkan kadar asam urat dan meredakan nyeri sendi saat gout menyerang.
- Jeruk Nipis: Asam sitrat dalam jeruk nipis membantu melarutkan asam urat. Ditambah kandungan vitamin C yang tinggi, jeruk nipis juga memperkuat sistem imun. Konsumsi air jeruk nipis dua kali sehari dapat membantu membuang kelebihan asam urat.
- Lemon: Mirip dengan jeruk nipis, lemon juga ampuh menurunkan asam urat. Air perasan lemon bermanfaat meningkatkan pH darah, membuat tubuh lebih basa.
Selain ketiga buah di atas, makanan lain yang bermanfaat menurunkan asam urat antara lain pisang, apel, buah beri, sayuran hijau, tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Mengonsumsi makanan ini secara teratur dapat membantu mengontrol kadar asam urat dalam tubuh.
Berikut beberapa tips praktis untuk mengelola asam urat dan mencegah serangan gout:
1. Perbanyak Minum Air Putih - Air putih membantu ginjal membuang asam urat lebih efektif. Usahakan minum minimal 8 gelas sehari.
2. Batasi Makanan Tinggi Purin - Hindari atau batasi konsumsi jeroan, seafood tertentu (seperti kerang dan sarden), dan daging merah.
Misalnya, ganti daging merah dengan ayam atau ikan.
3. Konsumsi Makanan Penurun Asam Urat - Sertakan buah-buahan seperti ceri, jeruk nipis, dan lemon dalam menu harian Anda.
4. Jaga Berat Badan Ideal - Obesitas dapat meningkatkan risiko asam urat. Jaga berat badan dengan pola makan sehat dan olahraga teratur.
5. Rutin Berolahraga - Olahraga ringan seperti berjalan kaki dapat membantu mengontrol asam urat.
Usahakan berolahraga minimal 30 menit setiap hari.
6. Konsultasi dengan Dokter - Jika Anda mengalami gejala asam urat, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Apakah semua jenis seafood harus dihindari penderita asam urat, Dr. Reisa Broto Asmoro?
Tidak semua seafood perlu dihindari. Beberapa jenis ikan seperti salmon dan tuna memiliki kandungan purin yang relatif rendah dan masih aman dikonsumsi dalam porsi wajar. Namun, sebaiknya hindari seafood yang tinggi purin seperti kerang, sarden, dan udang.
Bagaimana cara membedakan nyeri asam urat dengan nyeri sendi biasa, Prof. Zubairi Djoerban?
Nyeri asam urat biasanya terasa tiba-tiba, sangat intens, dan seringkali menyerang sendi di jempol kaki. Sendi yang terkena juga tampak merah, bengkak, dan terasa panas. Sedangkan nyeri sendi biasa bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan gejalanya lebih bervariasi. Untuk memastikan diagnosis, sebaiknya periksakan diri ke dokter.
Selain makanan, apa lagi yang bisa dilakukan untuk menurunkan asam urat, dr. Tirta Mandira Hudhi?
Selain mengatur pola makan, penting juga untuk menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, dan cukup istirahat. Hindari konsumsi alkohol dan minuman manis yang dapat memperburuk kondisi asam urat. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai kondisi Anda.
Berapa banyak ceri yang sebaiknya dikonsumsi setiap hari untuk penderita asam urat, Bunga Citra Lestari?
Meskipun ceri bermanfaat, konsumsinya tetap perlu diperhatikan. Sebaiknya konsumsi sekitar setengah cangkir ceri per hari atau sesuai anjuran dokter. Jangan berlebihan karena apapun yang berlebihan tidak baik. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang tepat sesuai kondisi kesehatan Anda.