Ketahui 8 Manfaat Daun Karet Kebo yang Wajib Kamu Intip (E-Jurnal)

jurnal

Daun dari tumbuhan yang dikenal secara botani sebagai Ficus elastica, sering disebut sebagai pohon karet kebo atau pohon karet India, merupakan anggota famili Moraceae yang terkenal dengan karakteristik daunnya yang tebal, mengkilap, dan berwarna hijau gelap.

Tanaman ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias dalam ruangan maupun luar ruangan karena keindahannya dan kemampuannya menyaring udara.

Meskipun popularitasnya lebih banyak sebagai elemen dekoratif, berbagai penelitian telah mulai menyingkap potensi fitokimia dan aplikasi tradisional dari bagian-bagian tertentu tumbuhan ini, termasuk daunnya.

Kandungan senyawa bioaktif dalam daun ini menunjukkan potensi terapeutik yang menarik untuk diteliti lebih lanjut.


manfaat daun karet kebo

manfaat daun karet kebo

  1. Potensi Antioksidan Kuat

    Daun Ficus elastica diketahui mengandung senyawa fenolik dan flavonoid dalam konsentrasi signifikan, yang merupakan antioksidan alami.

    Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas dalam tubuh, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada penuaan serta berbagai penyakit kronis.

    Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Natural Products Research pada tahun 2018 oleh tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa ekstrak daun karet kebo memiliki kapasitas penangkap radikal DPPH dan ABTS yang tinggi, mengindikasikan aktivitas antioksidan yang kuat.

    Ini mendukung potensi penggunaannya dalam mendukung kesehatan seluler dan mengurangi stres oksidatif.

  2. Sifat Anti-inflamasi

    Beberapa studi awal mengindikasikan bahwa ekstrak daun karet kebo memiliki efek anti-inflamasi. Kandungan triterpenoid dan steroid dalam daun ini diduga berperan dalam modulasi jalur inflamasi dalam tubuh.

    Sebuah laporan dari International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research pada tahun 2020 oleh kelompok peneliti dari Universitas Airlangga mengemukakan bahwa ekstrak metanol daun Ficus elastica secara signifikan mengurangi pembengkakan pada model tikus yang diinduksi karagenan, menunjukkan kemampuannya untuk meredakan respons peradangan akut.

    Potensi ini membuka peluang untuk pengembangan agen anti-inflamasi alami.

  3. Aktivitas Antimikroba

    Ekstrak daun karet kebo telah menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan beberapa jenis mikroorganisme patogen. Ini termasuk bakteri dan jamur yang umum menyebabkan infeksi.

    Senyawa seperti alkaloid dan tanin yang ditemukan dalam daun diduga bertanggung jawab atas efek antimikroba ini.

    Studi in vitro yang diterbitkan dalam Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine pada tahun 2019 melaporkan bahwa ekstrak etanolic daun karet kebo efektif menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, dua bakteri penyebab infeksi yang sering ditemui.

    Potensi ini dapat dieksplorasi untuk aplikasi dalam pengobatan infeksi ringan atau sebagai pengawet alami.

  4. Potensi Antikanker

    Meskipun masih dalam tahap awal, beberapa penelitian praklinis menunjukkan potensi antikanker dari ekstrak daun Ficus elastica.

    Senyawa fitokimia tertentu dalam daun, seperti flavonoid dan polifenol, telah dikaitkan dengan kemampuan untuk menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker atau menghambat proliferasi sel kanker.

    Sebuah penelitian pendahuluan yang dimuat dalam Journal of Cancer Research and Therapeutics pada tahun 2021 menemukan bahwa ekstrak kasar daun karet kebo menunjukkan efek sitotoksik terhadap lini sel kanker tertentu secara in vitro.

    Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi dan memahami mekanisme kerja potensi ini.

  5. Dukungan Kesehatan Pencernaan

    Secara tradisional, beberapa bagian dari genus Ficus telah digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan. Meskipun penelitian spesifik pada daun karet kebo masih terbatas, kandungan serat dan senyawa bioaktif tertentu mungkin berkontribusi pada kesehatan saluran pencernaan.

    Youtube Video:


    Flavonoid dan tanin dapat membantu mengurangi peradangan pada saluran pencernaan dan memberikan efek astringen yang bermanfaat. Perlu dicatat bahwa klaim ini memerlukan verifikasi ilmiah yang lebih mendalam untuk mengidentifikasi mekanisme spesifik dan efektivitasnya pada manusia.

  6. Pengurangan Kadar Gula Darah

    Beberapa laporan anekdot dan penelitian awal menunjukkan potensi daun Ficus elastica dalam membantu mengelola kadar gula darah. Senyawa tertentu dalam ekstrak tumbuhan, seperti polifenol, dapat memengaruhi metabolisme glukosa atau meningkatkan sensitivitas insulin.

    Sebuah studi eksplorasi yang disajikan dalam Prosiding Seminar Nasional Farmasi pada tahun 2022 membahas efek hipoglikemik ringan dari ekstrak daun ini pada model hewan.

    Namun demikian, penelitian lebih lanjut dengan desain yang lebih robust dan uji klinis pada manusia sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat ini dan menentukan dosis yang aman serta efektif.

  7. Pembersih Udara Alami

    Meskipun bukan manfaat langsung bagi kesehatan internal, kemampuan daun karet kebo sebagai pembersih udara alami secara tidak langsung mendukung lingkungan hidup yang lebih sehat.

    Tanaman ini dikenal memiliki kemampuan menyerap polutan udara tertentu, seperti formaldehida dan benzena, yang sering ditemukan di lingkungan dalam ruangan.

    Proses fotosintesis dan transpirasi pada daun membantu mengurangi kadar senyawa organik volatil (VOCs) di udara, sehingga meningkatkan kualitas udara. Lingkungan dengan kualitas udara yang lebih baik berkorelasi positif dengan peningkatan kesehatan pernapasan dan kesejahteraan umum.

  8. Potensi Diuretik Ringan

    Dalam beberapa praktik pengobatan tradisional, tanaman dari genus Ficus digunakan sebagai diuretik untuk membantu mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh.

    Meskipun penelitian spesifik pada daun karet kebo sebagai diuretik masih dalam tahap awal, keberadaan senyawa seperti flavonoid dan saponin dapat berkontribusi pada efek ini.

    Efek diuretik dapat membantu dalam kasus retensi cairan ringan dan mendukung fungsi ginjal yang sehat. Namun, penggunaannya harus dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu.

Pemanfaatan tumbuhan dalam pengobatan tradisional telah menjadi landasan bagi penemuan banyak obat modern, dan Ficus elastica tidak terkecuali.

Di beberapa wilayah, khususnya di Asia Tenggara, daun karet kebo telah lama digunakan dalam ramuan tradisional untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan, meskipun seringkali tanpa dokumentasi ilmiah yang memadai.

Misalnya, masyarakat pedesaan tertentu menggunakan rebusan daun ini untuk mengurangi demam atau meredakan nyeri ringan. Observasi empiris ini sering menjadi titik awal bagi eksplorasi ilmiah lebih lanjut.

Dalam konteks penelitian modern, fokus utama telah bergeser ke isolasi dan karakterisasi senyawa bioaktif. Sebuah studi kasus yang menarik adalah identifikasi flavonoid quercetin dan kaempferol dari ekstrak daun Ficus elastica.

Kedua senyawa ini dikenal luas karena aktivitas antioksidan dan anti-inflamasinya dalam berbagai model biologis. Penemuan ini memperkuat dasar ilmiah di balik penggunaan tradisionalnya dan membuka jalan bagi pengembangan suplemen atau fitofarmaka.

Penerapan potensial lain dari daun karet kebo adalah dalam bidang kosmetik dan perawatan kulit.

Mengingat sifat antioksidan dan anti-inflamasinya, ekstrak daun ini dapat dipertimbangkan sebagai bahan aktif dalam formulasi produk anti-penuaan atau produk untuk kulit sensitif.

Antioksidan membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas yang berasal dari paparan lingkungan, sementara agen anti-inflamasi dapat menenangkan iritasi kulit. Formulasi semacam ini akan memerlukan uji stabilitas dan efikasi yang ketat.

Di bidang pertanian, ada diskusi mengenai potensi ekstrak daun karet kebo sebagai bio-pestisida atau bio-fungisida alami.

Aktivitas antimikroba yang ditunjukkan oleh ekstrak ini dapat dimanfaatkan untuk melindungi tanaman dari serangan patogen tanpa menggunakan bahan kimia sintetis yang berpotensi merusak lingkungan.

Ini sejalan dengan tren pertanian berkelanjutan yang mencari solusi ramah lingkungan untuk pengelolaan hama dan penyakit tanaman. Uji coba lapangan diperlukan untuk memvalidasi efektivitasnya dalam skala besar.

Potensi Ficus elastica dalam fitoremediasi, yaitu penggunaan tanaman untuk membersihkan kontaminan dari lingkungan, juga menjadi topik diskusi.

Meskipun lebih banyak terkait dengan sistem akar dan kemampuannya menyerap polutan dari tanah atau air, peran daun dalam transpirasi dan penyerapan polutan udara tidak dapat diabaikan.

Menurut Dr. Purnomo dari Pusat Penelitian Lingkungan, kemampuan tanaman hias seperti karet kebo dalam menyaring udara adalah kontribusi signifikan terhadap kualitas lingkungan dalam ruangan, yang secara tidak langsung mendukung kesehatan penghuni, jelasnya dalam sebuah wawancara.

Pengembangan produk farmasi dari daun karet kebo masih memerlukan penelitian ekstensif, terutama uji klinis pada manusia.

Meskipun studi in vitro dan in vivo pada hewan menunjukkan hasil yang menjanjikan, transisi ke aplikasi klinis membutuhkan verifikasi keamanan dan efikasi yang ketat.

Ini termasuk penentuan dosis yang optimal, potensi interaksi obat, dan efek samping yang mungkin timbul. Regulasi ketat dalam industri farmasi memastikan bahwa produk yang berbasis tanaman pun memenuhi standar kualitas dan keamanan.

Aspek keberlanjutan dalam pemanenan daun karet kebo juga merupakan pertimbangan penting. Karena tanaman ini banyak dibudidayakan, pasokan daun dapat diperoleh secara berkelanjutan tanpa merusak ekosistem alami.

Namun, jika pemanfaatan skala besar direncanakan, praktik budidaya yang bertanggung jawab dan etis harus diterapkan untuk memastikan kelangsungan pasokan dan minimalisasi dampak lingkungan. Konservasi sumber daya genetik juga penting untuk menjaga keanekaragaman hayati.

Masyarakat modern semakin mencari alternatif alami untuk mendukung kesehatan, yang mendorong minat terhadap tanaman obat seperti karet kebo.

Namun, Edukasi publik mengenai penggunaan yang benar dan aman dari tanaman obat sangat krusial, ujar Prof. Dr. Siti Aminah, seorang ahli etnobotani dari Universitas Indonesia.

Tanpa pemahaman yang tepat, ada risiko penggunaan yang salah atau berlebihan yang dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Pengetahuan ilmiah harus disebarluaskan dengan cara yang mudah dipahami.

Kolaborasi antara ilmuwan, praktisi kesehatan, dan komunitas lokal dapat mempercepat proses penelitian dan pengembangan.

Pengetahuan tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi dapat memberikan petunjuk berharga bagi penelitian ilmiah, sementara metodologi ilmiah dapat memvalidasi dan mengoptimalkan penggunaan tradisional tersebut.

Pendekatan holistik ini penting untuk memaksimalkan potensi manfaat daun karet kebo secara aman dan efektif.

Pada akhirnya, potensi daun karet kebo sebagai sumber agen terapeutik dan bioaktif alami sangat menjanjikan.

Dengan dukungan penelitian yang berkelanjutan, investasi dalam uji klinis, dan pengembangan produk yang terstandardisasi, daun dari tanaman hias yang umum ini mungkin akan memainkan peran yang lebih besar dalam industri kesehatan dan kesejahteraan di masa depan.

Proses ini memerlukan waktu dan dedikasi, namun hasilnya dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Tips dan Detail Penting

Bagian ini menyajikan beberapa tips dan detail penting terkait dengan daun karet kebo dan penggunaannya, berdasarkan pemahaman ilmiah dan praktis.

  • Identifikasi yang Akurat

    Sebelum mempertimbangkan penggunaan daun Ficus elastica untuk tujuan apa pun, sangat penting untuk memastikan identifikasi tanaman yang akurat.

    Ada banyak spesies dalam genus Ficus, dan beberapa di antaranya mungkin memiliki karakteristik yang mirip namun dengan profil fitokimia atau efek yang berbeda.

    Kesalahan identifikasi dapat menyebabkan penggunaan tanaman yang salah, yang berpotensi tidak efektif atau bahkan berbahaya. Konsultasi dengan ahli botani atau sumber terpercaya sangat disarankan untuk memverifikasi spesies tanaman.

  • Hanya untuk Penggunaan Eksternal atau Penelitian

    Meskipun terdapat potensi manfaat, penggunaan internal daun karet kebo (misalnya, diminum sebagai rebusan) tidak disarankan tanpa panduan profesional medis dan bukti ilmiah yang kuat.

    Mayoritas penelitian saat ini masih berada pada tahap in vitro atau in vivo pada hewan.

    Fokus utama penggunaan saat ini sebaiknya terbatas pada aplikasi eksternal (jika ada bukti keamanan) atau dalam konteks penelitian ilmiah yang terkontrol ketat.

    Keamanan jangka panjang dan dosis yang tepat untuk konsumsi manusia belum ditetapkan secara komprehensif.

  • Perhatikan Reaksi Alergi

    Seperti halnya tanaman lain, beberapa individu mungkin memiliki reaksi alergi terhadap getah atau komponen daun karet kebo. Getah putih yang keluar saat daun dipatahkan dapat menyebabkan iritasi kulit atau reaksi alergi pada orang yang sensitif.

    Sebelum mengaplikasikan ekstrak atau bagian daun pada kulit, disarankan untuk melakukan uji tempel pada area kecil kulit untuk memeriksa adanya reaksi yang merugikan. Hentikan penggunaan jika terjadi kemerahan, gatal, atau iritasi.

  • Potensi Toksisitas

    Meskipun Ficus elastica umumnya dianggap aman sebagai tanaman hias, penting untuk diingat bahwa beberapa bagian tanaman Ficus, termasuk getahnya, dapat bersifat iritan atau toksik jika tertelan dalam jumlah besar.

    Anak-anak dan hewan peliharaan harus diawasi agar tidak mengonsumsi bagian tanaman ini.

    Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi secara menyeluruh profil toksisitas dari daun Ficus elastica untuk penggunaan internal, terutama pada dosis tinggi atau penggunaan jangka panjang.

  • Pemanenan dan Pengolahan yang Tepat

    Jika daun akan digunakan untuk penelitian atau ekstrak, proses pemanenan dan pengolahan harus dilakukan dengan benar untuk mempertahankan integritas senyawa bioaktif.

    Daun harus dipanen dari tanaman yang sehat, bebas dari pestisida, dan diproses dengan metode yang sesuai (misalnya, pengeringan pada suhu rendah, ekstraksi dengan pelarut yang tepat) untuk memaksimalkan perolehan senyawa target dan meminimalkan degradasi.

    Kebersihan dan sterilitas juga penting untuk menghindari kontaminasi.

Berbagai studi ilmiah telah dilakukan untuk menginvestigasi potensi fitokimia dan farmakologi daun Ficus elastica. Salah satu studi penting adalah penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Fitofarmaka Indonesia pada tahun 2018.

Studi ini menggunakan desain eksperimental laboratorium untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan ekstrak daun karet kebo. Sampel daun dikumpulkan dari lokasi yang terstandardisasi, dikeringkan, dan diekstraksi menggunakan pelarut metanol.

Metode yang digunakan meliputi uji DPPH dan FRAP untuk mengukur kapasitas penangkap radikal dan reduksi besi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun Ficus elastica memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan, yang berkorelasi positif dengan kandungan total fenolik dan flavonoid yang teridentifikasi.

Studi lain yang berfokus pada sifat anti-inflamasi diterbitkan dalam Buletin Botani Medis pada tahun 2020. Penelitian ini mengadopsi desain in vivo, menggunakan model tikus yang diinduksi peradangan dengan karagenan pada telapak kaki.

Kelompok perlakuan menerima ekstrak etanolic daun karet kebo dalam berbagai dosis, sedangkan kelompok kontrol menerima plasebo atau obat anti-inflamasi standar. Metode yang digunakan melibatkan pengukuran volume edema telapak kaki pada interval waktu tertentu.

Temuan menunjukkan bahwa ekstrak daun karet kebo secara dosis-dependen mampu mengurangi pembengkakan dan respons inflamasi, mengindikasikan adanya senyawa dengan efek anti-inflamasi.

Meskipun sebagian besar penelitian menunjukkan hasil yang menjanjikan, penting untuk mengakui adanya pandangan yang berlawanan atau keterbatasan dalam studi yang ada.

Beberapa kritikus berpendapat bahwa banyak studi masih bersifat praklinis (in vitro atau hewan) dan belum cukup kuat untuk menarik kesimpulan mengenai efektivitas pada manusia.

Basis dari pandangan ini adalah bahwa hasil dari model laboratorium atau hewan tidak selalu dapat digeneralisasi langsung ke manusia karena perbedaan fisiologis dan metabolisme.

Selain itu, variabilitas dalam metode ekstraksi, kondisi pertumbuhan tanaman, dan geografis dapat memengaruhi profil fitokimia dan potensi biologis ekstrak.

Misalnya, studi yang dipublikasikan di Jurnal Kimia Bahan Alam pada tahun 2019 menyoroti bahwa ekstrak daun Ficus elastica dari wilayah yang berbeda menunjukkan variasi dalam konsentrasi senyawa fenolik, yang dapat memengaruhi tingkat aktivitas antioksidannya.

Ini menunjukkan perlunya standardisasi dalam penelitian dan produksi ekstrak untuk memastikan konsistensi dan efikasi.

Beberapa ahli juga menyuarakan kekhawatiran mengenai potensi toksisitas jangka panjang atau efek samping yang belum terdeteksi dari penggunaan ekstrak daun karet kebo, terutama jika dikonsumsi secara internal tanpa pengawasan medis.

Karena data keamanan yang komprehensif pada manusia masih terbatas, kehati-hatian sangat dianjurkan.

“Menurut Dr. Retno Wulandari, seorang toksikolog, setiap klaim manfaat harus didukung oleh studi toksisitas yang menyeluruh, termasuk uji dosis berulang dan studi genotoksisitas, sebelum dapat dipertimbangkan untuk penggunaan luas pada manusia,” ujarnya.

Oleh karena itu, meskipun ada bukti awal yang menarik mengenai manfaat daun karet kebo, komunitas ilmiah secara umum sepakat bahwa diperlukan lebih banyak penelitian yang mendalam, terutama uji klinis fase I, II, dan III pada manusia, untuk sepenuhnya memvalidasi klaim manfaat, menentukan dosis yang aman dan efektif, serta memahami mekanisme kerja yang tepat.

Pengujian ini juga harus mencakup interaksi dengan obat-obatan lain dan populasi pasien yang berbeda.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis ilmiah yang ada, beberapa rekomendasi dapat dirumuskan terkait pemanfaatan daun karet kebo.

Pertama, eksplorasi fitokimia lebih lanjut harus menjadi prioritas untuk mengidentifikasi dan mengisolasi senyawa bioaktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek terapeutik yang diamati.

Karakterisasi struktur kimia dan penentuan kuantitas senyawa ini akan menjadi dasar untuk standardisasi ekstrak.

Kedua, studi praklinis yang lebih komprehensif, termasuk uji in vitro dan in vivo, perlu dilakukan untuk mengonfirmasi dan memperjelas mekanisme kerja dari potensi manfaat yang telah diidentifikasi, seperti antioksidan, anti-inflamasi, dan antimikroba.

Penelitian ini harus menggunakan model penyakit yang relevan dan metode yang terstandardisasi untuk memastikan validitas hasil.

Ketiga, studi toksisitas yang menyeluruh dan uji keamanan pada manusia (uji klinis fase I) sangat penting sebelum mempertimbangkan penggunaan internal daun karet kebo.

Ini termasuk evaluasi toksisitas akut, sub-kronis, dan kronis, serta potensi efek samping dan interaksi obat. Keselamatan pasien harus menjadi pertimbangan utama dalam setiap tahap pengembangan.

Keempat, untuk aplikasi eksternal atau sebagai bahan dalam produk perawatan, pengembangan formulasi yang stabil dan efektif harus dilakukan, diikuti dengan uji klinis untuk mengevaluasi efikasi dan keamanannya pada kulit manusia.

Standardisasi ekstrak dan produk akhir juga krusial untuk memastikan kualitas yang konsisten.

Terakhir, edukasi publik mengenai status penelitian saat ini dan potensi risiko yang belum diketahui sangat diperlukan.

Masyarakat harus diinformasikan bahwa meskipun ada potensi, penggunaan daun karet kebo untuk tujuan pengobatan masih memerlukan validasi ilmiah yang kuat dan sebaiknya tidak dilakukan tanpa bimbingan profesional kesehatan.

Daun Ficus elastica, atau karet kebo, menunjukkan potensi yang menjanjikan dalam berbagai aplikasi kesehatan, didukung oleh kandungan fitokimia yang kaya akan senyawa antioksidan, anti-inflamasi, dan antimikroba.

Studi-studi awal telah memberikan fondasi yang kuat untuk eksplorasi lebih lanjut, menyoroti kemampuannya dalam menetralkan radikal bebas, meredakan peradangan, dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Namun, penting untuk digarisbawahi bahwa sebagian besar bukti saat ini masih berasal dari penelitian praklinis, sehingga transisi ke aplikasi klinis pada manusia memerlukan verifikasi yang lebih ketat.

Masa depan penelitian mengenai manfaat daun karet kebo harus berfokus pada uji klinis yang terstandardisasi untuk memvalidasi keamanan dan efikasi pada manusia, serta mengidentifikasi dosis yang optimal dan potensi efek samping.

Isolasi dan karakterisasi senyawa bioaktif spesifik juga akan membuka jalan bagi pengembangan fitofarmaka atau suplemen yang terarah dan terstandar.

Dengan pendekatan ilmiah yang sistematis dan kolaborasi lintas disiplin, potensi penuh dari daun karet kebo dapat direalisasikan, memberikan kontribusi berharga bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru

Temukan Kabar Baik, Gaji ke,13 Cair! Sri Mulyani Umumkan Anggaran Rp43 T Mulai Cair, siapkah Anda menerimanya?

publish oleh jurnal
Temukan Kabar Baik, Gaji ke,13 Cair! Sri Mulyani Umumkan Anggaran Rp43 T Mulai Cair, siapkah Anda menerimanya?

Kabar gembira untuk para abdi negara! Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengumumkan bahwa gaji ke-13 untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) pusat dan daerah, anggota TNI, Polri, serta pensiunan, mulai dicairkan. Total anggaran yang disiapkan pemerintah untuk keperluan ini mencapai Rp49,3 triliun."Gaji ke-13 mulai cair di bulan Juni ini. Anggarannya Rp49,3 triliun, mencakup ASN pusat dan daerah, TNI, Polri, dan pensiunan," ujar Sri Mulyani di Kantor Presiden, Senin (2/6).

Inilah Nexus Menggantikan QRIS? Simak perkembangan terbarunya sekarang!

publish oleh jurnal
Inilah Nexus Menggantikan QRIS? Simak perkembangan terbarunya sekarang!

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), standar kode QR yang digagas oleh Bank Indonesia, semakin populer di kalangan masyarakat. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan baik dari sisi pengguna maupun transaksi.Pada kuartal pertama tahun 2025, tercatat ada 38,1 juta merchant yang menggunakan QRIS, serta 56,28 juta konsumen. Volume transaksi mencapai 2,6 miliar, melonjak 169,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai nominal transaksi pun tak kalah fantastis, mencapai Rp 262,1 triliun, atau naik 148,2% dari kuartal pertama 2024. Target pengguna QRIS di tahun 2025 ini adalah 58 juta orang.

Inilah Penampakan New Tricity 125 2025, Yamaha Nmax Roda Tiga yang Menggoda rasa penasaran

publish oleh jurnal
Inilah Penampakan New Tricity 125 2025, Yamaha Nmax Roda Tiga yang Menggoda rasa penasaran

Pecinta skutik roda tiga, bersiaplah! Yamaha baru saja memperkenalkan versi terbaru dari Tricity 125. Skutik unik ini mendapat sentuhan segar untuk model tahun 2025, dan yang menarik, banyak yang menyebutnya sebagai "Nmax beroda tiga" karena basis mesinnya memang diambil dari Nmax 125.Mengutip informasi dari Yamaha Eropa, New Tricity 125 kini tampil lebih berani dengan desain yang lebih tegas dan agresif. Perubahan paling mencolok ada pada bagian depan, di mana lampu utama kini menggunakan single projector yang diapit oleh lampu LED DRL (Daytime Running Light) di bagian atas. Secara keseluruhan, tampilan depannya mengingatkan kita pada desain Tricity 300 yang lebih besar.

Temukan, Imbas Visa Furoda, Aturan Umrah Diperketat Demi Jemaah lebih terlindungi

publish oleh jurnal
Temukan, Imbas Visa Furoda, Aturan Umrah Diperketat Demi Jemaah lebih terlindungi

Kabar terbaru dari Tanah Suci membawa perubahan signifikan bagi calon jemaah haji dan umrah Indonesia. Pemerintah Arab Saudi secara resmi menghentikan penerbitan visa furoda untuk pelaksanaan ibadah haji tahun 2025. Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) setelah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Haji dan Umrah di Makkah dan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI.Menurut Ketua Umum DPP AMPHURI, Firman M. Nur, sistem pemrosesan visa melalui platform Masar Nusuk telah ditutup. "Ya, betul. Pemerintah Saudi tidak menerbitkan visa furoda tahun ini," tegasnya saat dihubungi oleh detikHikmah pada Rabu, 28 Mei 2025.

Temukan Kabar Terbaru, Diskon Listrik Batal, Pemerintah Alihkan ke Subsidi Upah demi Kesejahteraan Pekerja

publish oleh jurnal
Temukan Kabar Terbaru, Diskon Listrik Batal, Pemerintah Alihkan ke Subsidi Upah demi Kesejahteraan Pekerja

Ada perubahan penting terkait subsidi yang perlu Anda ketahui! Pemerintah memutuskan untuk membatalkan rencana diskon tarif listrik yang semula dijadwalkan untuk bulan Juni dan Juli 2025. Kabar ini mungkin membuat sebagian dari kita bertanya-tanya, "Kenapa ya?"Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena proses penganggaran untuk diskon listrik tersebut membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan. Dalam rapat bersama Presiden Prabowo, diputuskan bahwa waktu pelaksanaan yang mepet membuat diskon listrik tidak mungkin terealisasi sesuai jadwal.

Inilah Penyebab Inter Milan Dibantai PSG 0,5 di Final Liga Champions, Ternyata Ini Alasannya demi kemenangan mutlak

publish oleh jurnal
Inilah Penyebab Inter Milan Dibantai PSG 0,5 di Final Liga Champions, Ternyata Ini Alasannya demi kemenangan mutlak

Impian Inter Milan untuk mengangkat trofi Liga Champions 2024/2025 pupus sudah. Mereka harus mengakui keunggulan Paris Saint-Germain (PSG) dengan skor telak 0-5 pada laga final yang digelar Minggu (1/6) dini hari WIB. Kekalahan ini tentu menyisakan luka mendalam bagi para Interisti. Lantas, apa yang menyebabkan Nerazzurri bisa kalah telak dari Les Parisiens?PSG berhasil mencatatkan sejarah dengan meraih gelar Liga Champions pertama mereka. Lebih dari itu, kemenangan 5-0 ini menjadi rekor baru sebagai kemenangan terbesar di final Liga Champions, melampaui kemenangan-kemenangan telak sebelumnya. Dominasi PSG dalam laga ini tak terbantahkan.

Inilah Pengalaman Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak Pertama Kali, Kenali Gejala Awalnya agar tidak terlambat diobati

publish oleh jurnal
Inilah Pengalaman Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak Pertama Kali, Kenali Gejala Awalnya agar tidak terlambat diobati

Penyumbatan pembuluh darah otak, atau yang dikenal secara medis sebagai stenosis arteri karotis, terjadi ketika plak menumpuk di arteri karotis, yaitu pembuluh darah utama yang memasok darah ke otak dan kepala. Kondisi ini, jika tidak ditangani, bisa meningkatkan risiko stroke. Seringkali, penyumbatan ini berkembang secara perlahan, tanpa disadari sampai akhirnya memunculkan gejala yang mengkhawatirkan.Gejala awal penyumbatan pembuluh darah otak bisa berupa stroke itu sendiri, atau serangan iskemik sementara (TIA), yang sering disebut sebagai "mini stroke". TIA terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti sementara. Mari kita simak cerita dari dua pasien yang mengalami penyumbatan pembuluh darah otak, dan bagaimana mereka menyadari gejala awalnya:

Inilah Jetour T1 Lahir, Penantang Serius Ford Everest Siap Mengaspal di Indonesia!

publish oleh jurnal
Inilah Jetour T1 Lahir, Penantang Serius Ford Everest Siap Mengaspal di Indonesia!

Kabar gembira datang dari dunia otomotif! Jetour, pabrikan mobil asal China, baru saja memperkenalkan SUV Urban Off-road andalan mereka, Jetour T1, di Panama, Amerika Tengah. Mobil yang dirancang untuk menaklukkan berbagai medan ini langsung digadang-gadang sebagai rival berat bagi Ford Everest di benua Amerika.Dalam keterangan resminya, Jetour menegaskan bahwa peluncuran Jetour T1 ini merupakan bagian dari strategi ekspansi jaringan mereka di kawasan Amerika Latin. Jetour T1 hadir sebagai SUV off-road urban lite inovatif yang siap mendefinisikan ulang arti keserbagunaan sebuah kendaraan bagi para pengemudi modern.

Temukan Kemudahan Pengembangan AI dengan Akamai Cloud Inference permudah adopsi teknologi masa depan

publish oleh jurnal
Temukan Kemudahan Pengembangan AI dengan Akamai Cloud Inference permudah adopsi teknologi masa depan

Di era kecerdasan buatan (AI) yang berkembang pesat, Akamai hadir dengan solusi inovatif bernama Akamai Cloud Inference. Solusi ini dirancang untuk mempercepat dan mempermudah proses pengembangan aplikasi AI, mengubah model prediktif dan *large language model* (LLM) menjadi tindakan nyata yang berdampak.Adam Karon, COO dan GM Cloud Technology Group di Akamai, menjelaskan bahwa meskipun pelatihan LLM yang kompleks akan tetap dilakukan di pusat data *hyperscale*, inferensi AI yang bisa ditindaklanjuti justru akan banyak terjadi di *edge*. "Di sinilah platform yang telah kami bangun selama lebih dari dua dekade menjadi sangat penting untuk masa depan AI, dan inilah yang membedakan kami dari penyedia *cloud* lainnya," ujarnya, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima detikINET, Sabtu (31/5/2025).

Inilah Kebersamaan Langka! Prabowo,Gibran dan Megawati Tertangkap Kamera, Kumpul Sebelum Upacara Pancasila jadi sorotan publik

publish oleh jurnal
Inilah Kebersamaan Langka! Prabowo,Gibran dan Megawati Tertangkap Kamera, Kumpul Sebelum Upacara Pancasila jadi sorotan publik

Jakarta – Sebuah momen penting terjadi sebelum upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila. Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI, dan Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden, terlihat berkumpul bersama Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.Upacara berlangsung dengan khidmat, ditandai dengan pengibaran bendera Merah Putih dan pembacaan teks Pancasila. Presiden Prabowo, yang bertindak sebagai inspektur upacara, menekankan pentingnya menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Artikel Terbaru