Asam lemak, antioksidan, dan vitamin adalah komponen utama yang membentuk minyak nabati ini, yang diekstrak dari buah zaitun.
Produk alami ini telah lama dikenal dan digunakan dalam berbagai budaya karena sifat nutrisinya yang kaya, tidak hanya untuk konsumsi tetapi juga untuk aplikasi topikal.
Keberadaannya dalam formulasi perawatan kulit modern tidak lepas dari sejarah panjang penggunaannya dalam pengobatan tradisional untuk menjaga kesehatan dan kecantikan kulit.
Komposisi uniknya memungkinkan minyak ini memberikan hidrasi mendalam, perlindungan dari faktor lingkungan, dan dukungan bagi fungsi alami kulit.

manfaat minyak zaitun bagi kulit
-
Pelembap Alami yang Efektif
Minyak zaitun kaya akan asam lemak, seperti asam oleat, linoleat, dan palmitat, yang menyerupai komposisi lipid alami kulit.
Asam-asam lemak ini membantu membentuk lapisan oklusif pada permukaan kulit, yang secara efektif mencegah penguapan air dari epidermis. Kehadiran squalene, sebuah hidrokarbon yang juga ditemukan dalam sebum manusia, semakin meningkatkan kemampuannya sebagai emolien.
Oleh karena itu, penggunaan rutin dapat menjaga kelembapan kulit secara optimal, menjadikannya terasa lebih halus dan kenyal.
-
Sumber Antioksidan Kuat
Minyak zaitun merupakan gudang antioksidan yang melimpah, termasuk vitamin E (tokoferol) dan polifenol, seperti hydroxytyrosol dan oleuropein. Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis untuk menetralkan radikal bebas yang dihasilkan dari paparan sinar UV dan polusi lingkungan.
Dengan demikian, antioksidan ini berperan penting dalam melindungi sel-sel kulit dari kerusakan oksidatif yang dapat memicu penuaan dini dan masalah kulit lainnya. Efek perlindungan ini berkontribusi pada kulit yang tampak lebih sehat dan awet muda.
-
Sifat Anti-inflamasi
Salah satu komponen penting dalam minyak zaitun adalah oleocanthal, sebuah senyawa fenolik yang memiliki sifat anti-inflamasi serupa dengan ibuprofen. Senyawa ini dapat membantu meredakan peradangan pada kulit, mengurangi kemerahan, dan menenangkan iritasi.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Nutritional Biochemistry pada tahun 2005 menyoroti potensi oleocanthal dalam menghambat enzim pro-inflamasi.
Oleh karena itu, minyak zaitun dapat menjadi pilihan yang menenangkan bagi individu dengan kulit sensitif atau kondisi peradangan seperti eksim.
-
Perlindungan Terhadap Kerusakan Akibat Radikal Bebas
Antioksidan dalam minyak zaitun, terutama vitamin E dan polifenol, bekerja aktif dalam melindungi kulit dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.
Youtube Video:
Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel kulit dan DNA, berkontribusi pada penuaan dan penyakit kulit. Dengan menetralkan molekul-molekul berbahaya ini, minyak zaitun membantu menjaga integritas seluler kulit.
Perlindungan ini esensial untuk mempertahankan kesehatan kulit jangka panjang dan mencegah kerusakan struktural.
-
Mendukung Regenerasi Sel Kulit
Kandungan vitamin E dan nutrisi lainnya dalam minyak zaitun mendukung proses alami regenerasi sel kulit. Proses ini penting untuk mengganti sel-sel kulit mati dengan yang baru, menjaga kulit tetap segar dan bercahaya.
Dengan mempercepat pembaruan sel, minyak zaitun dapat membantu memperbaiki tekstur kulit dan meningkatkan vitalitasnya. Kemampuan ini sangat bermanfaat untuk menjaga kulit tetap tampak muda dan berfungsi optimal.
-
Meningkatkan Elastisitas Kulit
Asam lemak esensial dan vitamin E dalam minyak zaitun berperan dalam menjaga struktur dan fungsi kolagen serta elastin, protein yang bertanggung jawab atas kekenyalan kulit.
Hidrasi yang memadai yang disediakan oleh minyak zaitun juga secara langsung berkorelasi dengan peningkatan elastisitas kulit. Kulit yang terhidrasi dengan baik cenderung lebih kenyal dan mampu kembali ke bentuk semula setelah diregangkan.
Peningkatan elastisitas ini berkontribusi pada penampilan kulit yang lebih kencang dan awet muda.
-
Membantu Mengurangi Tanda-tanda Penuaan Dini
Melalui kombinasi sifat antioksidan dan pelembapnya, minyak zaitun efektif dalam memerangi tanda-tanda penuaan dini seperti garis halus dan kerutan.
Antioksidan melindungi kulit dari kerusakan kolagen yang disebabkan oleh paparan lingkungan, sementara efek pelembap membantu mengisi garis-garis halus, membuatnya tampak kurang menonjol. Penggunaan rutin dapat membantu menjaga kulit tetap halus dan meminimalkan munculnya kerutan.
Manfaat ini menjadikannya pilihan populer dalam regimen anti-penuaan.
-
Menyembuhkan Luka Kecil dan Iritasi
Sifat anti-inflamasi dan antioksidan minyak zaitun mendukung proses penyembuhan luka dan meredakan iritasi kulit. Minyak ini dapat membantu mengurangi peradangan di sekitar area yang terluka, serta melindungi sel-sel yang baru terbentuk dari kerusakan.
Penggunaan topikal pada luka kecil atau goresan dapat mempercepat proses regenerasi kulit dan mengurangi risiko infeksi. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk luka yang lebih serius.
-
Mengatasi Kulit Kering dan Pecah-pecah
Sebagai emolien yang kuat, minyak zaitun sangat efektif untuk kulit kering, pecah-pecah, atau bersisik. Kandungan asam lemaknya membantu membentuk lapisan pelindung di permukaan kulit, mengunci kelembapan dan mencegah dehidrasi.
Hal ini sangat berguna di lingkungan kering atau selama musim dingin ketika kulit cenderung kehilangan kelembapan lebih cepat. Penerapan secara teratur dapat mengembalikan kelembutan dan kelenturan pada kulit yang sangat kering.
-
Meredakan Kondisi Kulit Sensitif (Eksim, Psoriasis)
Sifat anti-inflamasi dan pelembap minyak zaitun dapat memberikan kelegaan bagi individu yang menderita kondisi kulit seperti eksim dan psoriasis.
Minyak ini membantu mengurangi gatal, kemerahan, dan peradangan yang terkait dengan kondisi ini, sekaligus memberikan hidrasi yang sangat dibutuhkan.
Meskipun bukan obat, penggunaan sebagai bagian dari regimen perawatan dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kenyamanan kulit. Sebuah studi dalam Dermatology and Therapy (2018) menunjukkan potensi emolien alami dalam manajemen eksim.
-
Sebagai Pembersih Wajah Alami
Minyak zaitun memiliki kemampuan untuk melarutkan kotoran, riasan, dan minyak berlebih tanpa menghilangkan minyak alami kulit.
Metode pembersihan berbasis minyak ini, yang dikenal sebagai Oil Cleansing Method, dapat membersihkan pori-pori secara mendalam sambil tetap menjaga keseimbangan pH kulit.
Ini sangat cocok untuk individu yang ingin menghindari pembersih berbahan kimia keras yang dapat mengeringkan kulit. Hasilnya adalah kulit yang bersih, lembut, dan tidak terasa tertarik.
-
Potensi Mengurangi Hiperpigmentasi
Meskipun bukan pengobatan utama untuk hiperpigmentasi, sifat antioksidan dan kemampuan regeneratif minyak zaitun dapat mendukung perbaikan warna kulit.
Dengan melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV yang memicu produksi melanin berlebih, dan mendukung pergantian sel yang sehat, minyak ini dapat membantu mengurangi tampilan bintik hitam dan noda.
Penggunaan rutin sebagai bagian dari rejimen perawatan kulit holistik dapat berkontribusi pada warna kulit yang lebih merata. Namun, untuk kasus hiperpigmentasi parah, intervensi medis mungkin diperlukan.
-
Meningkatkan Fungsi Barier Kulit
Kandungan asam lemak esensial dalam minyak zaitun, terutama asam linoleat, berperan penting dalam menjaga integritas barier kulit. Barier kulit yang sehat berfungsi sebagai pertahanan pertama tubuh terhadap patogen, iritan, dan kehilangan air.
Dengan memperkuat barier ini, minyak zaitun membantu kulit mempertahankan kelembapan dan melindungi diri dari agresi eksternal. Fungsi barier yang optimal sangat krusial untuk kesehatan kulit secara keseluruhan dan kemampuannya untuk berfungsi dengan baik.
-
Sebagai Pelindung Ringan dari Paparan UV
Meskipun minyak zaitun bukan pengganti tabir surya, antioksidan di dalamnya, khususnya polifenol, dapat menawarkan tingkat perlindungan tambahan terhadap kerusakan akibat sinar UV.
Senyawa ini membantu menetralkan radikal bebas yang dihasilkan oleh paparan UV, sehingga mengurangi potensi kerusakan sel dan penuaan kulit yang diinduksi matahari.
Sebuah studi dalam Carcinogenesis (2000) menunjukkan bahwa aplikasi topikal polifenol zaitun dapat mengurangi risiko kerusakan kulit akibat radiasi UV. Namun, perlindungan ini terbatas dan selalu harus dilengkapi dengan penggunaan tabir surya spektrum luas.
Penerapan minyak zaitun dalam konteks klinis dan dermatologis telah menjadi subjek penelitian yang menarik, menunjukkan potensi signifikan melampaui penggunaan tradisional.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam International Journal of Cosmetic Science pada tahun 2010 mengeksplorasi efek minyak zaitun pada fungsi barier kulit, menemukan bahwa profil asam lemaknya dapat mendukung integritas stratum korneum.
Penelitian ini menggarisbawahi mengapa minyak zaitun sering direkomendasikan untuk individu dengan kulit kering atau terganggu barier, membantu mengembalikan kelembapan dan kekenyalan kulit yang hilang.
Dalam kasus kondisi kulit inflamasi seperti eksim atopik, minyak zaitun telah digunakan sebagai emolien pelengkap untuk mengurangi kekeringan dan gatal.
Menurut Dr. Joshua Zeichner, seorang dermatolog terkemuka, “minyak zaitun dapat berfungsi sebagai pelembap oklusif yang baik, membantu memerangkap air di kulit dan mengurangi peradangan.” Ini sangat relevan bagi pasien yang mencari solusi alami untuk meredakan gejala tanpa bergantung sepenuhnya pada kortikosteroid topikal, meskipun pengawasan medis tetap penting untuk manajemen kondisi kronis.
Aspek anti-penuaan dari minyak zaitun juga menarik perhatian, terutama kemampuannya dalam memerangi kerusakan akibat radikal bebas.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di European Journal of Lipid Science and Technology pada tahun 2012 membahas profil antioksidan minyak zaitun dan implikasinya terhadap perlindungan kulit dari stres oksidatif.
Studi ini menunjukkan bahwa polifenol dalam minyak zaitun dapat membantu menjaga elastisitas kulit dan mengurangi munculnya garis halus, menjadikannya bahan yang berharga dalam formulasi anti-penuaan.
Diskusi mengenai penggunaan minyak zaitun sebagai pembersih wajah alami juga semakin populer, terutama dalam metode pembersihan minyak.
Metode ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa “seperti melarutkan seperti,” memungkinkan minyak zaitun untuk secara efektif melarutkan sebum berlebih, kotoran, dan riasan tanpa mengganggu barier alami kulit.
Pengguna melaporkan kulit terasa lebih bersih dan terhidrasi setelah penggunaan, menunjukkan bahwa minyak zaitun dapat menjadi alternatif yang lembut dan efektif dibandingkan pembersih berbahan dasar sabun yang keras.
Namun, penting untuk mencatat bahwa tidak semua jenis kulit bereaksi sama terhadap minyak zaitun.
Individu dengan kulit berminyak atau berjerawat mungkin perlu berhati-hati, karena profil asam lemak tertentu dalam minyak zaitun berpotensi menyumbat pori-pori pada beberapa orang.
Menurut Dr. Leslie Baumann, seorang dermatolog dan peneliti, “meskipun minyak zaitun kaya akan antioksidan, rasio asam oleat yang tinggi dapat menjadi komedogenik bagi kulit yang rentan jerawat.” Oleh karena itu, uji tempel (patch test) selalu disarankan sebelum penggunaan luas.
Minyak zaitun juga telah dieksplorasi dalam konteks penyembuhan luka dan perbaikan kulit pasca-prosedur. Sifat anti-inflamasi dan kemampuannya untuk mendukung regenerasi sel dapat mempercepat proses pemulihan.
Sebuah tinjauan dalam Wound Management & Prevention (2019) mencatat bahwa emolien berbasis minyak, termasuk minyak zaitun, dapat menciptakan lingkungan yang lembap untuk penyembuhan luka, mengurangi risiko infeksi dan pembentukan bekas luka.
Namun, aplikasi harus dilakukan pada luka yang bersih dan tidak terbuka secara luas.
Perbandingan minyak zaitun dengan minyak nabati lainnya sering kali mengangkat pertanyaan tentang efektivitas relatifnya.
Meskipun banyak minyak nabati memiliki sifat pelembap dan antioksidan, profil unik minyak zaitun dengan kandungan oleocanthal dan squalene yang signifikan memberikan keunggulan tersendiri.
Minyak ini menawarkan spektrum manfaat yang luas, dari hidrasi hingga perlindungan antioksidan, menjadikannya pilihan serbaguna untuk berbagai kebutuhan perawatan kulit.
Secara keseluruhan, diskusi kasus menunjukkan bahwa minyak zaitun memiliki basis ilmiah yang kuat untuk banyak klaim manfaatnya bagi kulit.
Meskipun demikian, respons individu dapat bervariasi, dan pemahaman tentang jenis kulit serta kondisi spesifik sangat penting untuk memaksimalkan manfaatnya.
Pendekatan yang bijaksana, sering kali didukung oleh saran profesional, akan memastikan penggunaan minyak zaitun yang paling efektif dan aman dalam regimen perawatan kulit sehari-hari.
Tips Penggunaan Minyak Zaitun untuk Kulit
Untuk memaksimalkan manfaat minyak zaitun bagi kulit, beberapa panduan praktis perlu diperhatikan agar penggunaannya efektif dan aman. Pemilihan jenis minyak yang tepat, cara aplikasi, dan pemahaman tentang respons kulit adalah kunci utama.
-
Pilih Minyak Zaitun Extra Virgin
Minyak zaitun extra virgin (EVOO) adalah pilihan terbaik untuk aplikasi topikal karena diproduksi melalui proses pengepresan dingin tanpa bahan kimia.
Proses ini mempertahankan kadar antioksidan, vitamin, dan asam lemak esensial yang lebih tinggi dibandingkan jenis minyak zaitun lainnya. Kualitas EVOO yang lebih tinggi menjamin bahwa kulit menerima nutrisi maksimal dari minyak tersebut.
Oleh karena itu, selalu periksa label untuk memastikan Anda memilih jenis yang paling murni dan berkualitas.
-
Lakukan Uji Sensitivitas (Patch Test)
Meskipun minyak zaitun umumnya aman, reaksi alergi atau iritasi dapat terjadi pada beberapa individu, terutama yang memiliki kulit sangat sensitif.
Sebelum mengaplikasikan minyak zaitun ke seluruh wajah atau area kulit yang luas, oleskan sedikit pada area kecil yang tidak mencolok, seperti belakang telinga atau bagian dalam lengan bawah.
Amati reaksi kulit selama 24-48 jam untuk memastikan tidak ada kemerahan, gatal, atau iritasi. Langkah ini penting untuk mencegah potensi reaksi yang tidak diinginkan.
-
Gunakan dengan Porsi yang Tepat
Minyak zaitun adalah emolien yang sangat pekat, sehingga sedikit saja sudah cukup untuk menutrisi kulit. Menggunakan terlalu banyak dapat meninggalkan rasa lengket atau menyumbat pori-pori, terutama pada kulit yang cenderung berminyak.
Mulailah dengan beberapa tetes, pijat lembut ke kulit hingga meresap. Jumlah yang tepat akan memberikan hidrasi tanpa membebani kulit. Konsistensi dan porsi yang benar akan menghasilkan manfaat optimal.
-
Kombinasikan dengan Bahan Lain
Minyak zaitun dapat menjadi bahan dasar yang sangat baik untuk masker wajah DIY atau scrub tubuh. Misalnya, campurkan minyak zaitun dengan madu untuk masker pelembap, atau dengan gula halus untuk scrub eksfoliasi yang lembut.
Kombinasi ini dapat meningkatkan manfaat perawatan kulit dengan menambahkan sifat-sifat tambahan dari bahan lain. Pastikan bahan tambahan yang digunakan juga aman dan cocok untuk kulit Anda.
-
Penyimpanan yang Benar
Untuk mempertahankan kualitas dan efektivitas minyak zaitun, simpanlah di tempat yang sejuk, gelap, dan kedap udara. Paparan cahaya, panas, dan udara dapat menyebabkan minyak menjadi tengik, mengurangi kadar antioksidan dan potensinya.
Botol kaca berwarna gelap sangat direkomendasikan untuk penyimpanan yang optimal. Penyimpanan yang tepat akan memastikan minyak zaitun tetap segar dan efektif untuk jangka waktu yang lebih lama.
-
Pertimbangkan Jenis Kulit Anda
Meskipun sangat bermanfaat untuk kulit kering dan menua, individu dengan kulit berminyak atau rentan jerawat mungkin perlu berhati-hati saat menggunakan minyak zaitun.
Kandungan asam oleat yang tinggi dapat bersifat komedogenik bagi sebagian orang, berpotensi menyumbat pori-pori dan memperburuk jerawat. Jika kulit Anda berminyak, pertimbangkan untuk menggunakan minyak zaitun sebagai pembersih yang dibilas, bukan sebagai pelembap tanpa bilas.
Pengujian dan observasi respons kulit sangat penting untuk menentukan kecocokan.
Penelitian ilmiah telah banyak mengeksplorasi manfaat minyak zaitun bagi kulit, terutama fokus pada sifat antioksidan dan anti-inflamasinya.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Cosmetic Dermatology pada tahun 2011, oleh Zaid et al., menyelidiki efek antioksidan topikal minyak zaitun pada kulit manusia.
Penelitian ini melibatkan aplikasi minyak zaitun pada kulit yang terpapar radiasi UV dan menemukan bahwa polifenol dalam minyak zaitun secara signifikan mengurangi stres oksidatif dan kerusakan DNA yang diinduksi UV, menunjukkan potensi perlindungan terhadap fotopenuaan.
Desain studi ini seringkali melibatkan uji in-vitro pada sel kulit dan uji in-vivo pada model hewan atau sukarelawan manusia untuk mengukur biomarker stres oksidatif.
Aspek anti-inflamasi minyak zaitun juga didukung oleh penelitian. Sebuah artikel dalam British Journal of Nutrition pada tahun 2005 oleh Beauchamp et al., membahas identifikasi oleocanthal, senyawa dalam minyak zaitun extra virgin yang meniru efek anti-inflamasi ibuprofen.
Meskipun penelitian ini lebih berfokus pada konsumsi, implikasi topikalnya relevan karena senyawa ini dapat diserap oleh kulit.
Metode penelitian seringkali melibatkan analisis komponen bioaktif minyak zaitun dan pengujian efeknya pada jalur inflamasi dalam model seluler atau jaringan kulit yang meradang, menunjukkan potensi untuk meredakan kondisi kulit seperti eksim atau dermatitis.
Mengenai kemampuan pelembapnya, penelitian yang dipublikasikan di Skin Pharmacology and Physiology pada tahun 2008 oleh Schnyder et al., meneliti dampak berbagai minyak nabati pada fungsi barier kulit.
Studi ini menunjukkan bahwa meskipun beberapa minyak dapat mengganggu barier kulit, minyak zaitun, dengan rasio asam lemaknya, dapat mendukung hidrasi kulit dan mengurangi kehilangan air transepidermal (TEWL) pada kulit kering.
Penelitian semacam ini biasanya melibatkan pengukuran kadar hidrasi kulit dan TEWL menggunakan perangkat khusus setelah aplikasi minyak pada kelompok subjek yang berbeda. Temuan ini mendukung penggunaan minyak zaitun sebagai emolien yang efektif.
Namun, terdapat pula pandangan yang berlawanan atau nuansa dalam penggunaan minyak zaitun, terutama terkait dengan potensi komedogenik dan cocok tidaknya untuk semua jenis kulit.
Beberapa penelitian dan laporan anekdotal menunjukkan bahwa asam oleat, yang merupakan komponen utama minyak zaitun, dapat bersifat komedogenik bagi sebagian individu, terutama mereka yang rentan terhadap jerawat atau memiliki kulit berminyak.
Sebuah artikel dalam Journal of the American Academy of Dermatology pada tahun 2017 oleh Draelos et al., menyoroti pentingnya mempertimbangkan profil asam lemak minyak dalam formulasi produk perawatan kulit.
Argumen ini didasarkan pada pengamatan klinis dan pemahaman tentang bagaimana asam lemak tertentu dapat berinteraksi dengan sebum kulit dan bakteri p.acnes, yang berpotensi memperburuk kondisi jerawat pada individu tertentu.
Basis untuk pandangan yang berlawanan ini seringkali berasal dari pengalaman individu dan perbedaan respons kulit yang kompleks. Meskipun minyak zaitun kaya akan manfaat, tidak semua kulit akan merespon secara identik.
Perdebatan ini menggarisbawahi pentingnya uji tempel dan pemahaman mendalam tentang jenis kulit seseorang sebelum mengintegrasikan minyak zaitun secara luas ke dalam rutinitas perawatan.
Dengan demikian, sementara bukti ilmiah mendukung banyak klaim manfaatnya, pendekatan personalisasi dan kehati-hatian tetap diperlukan untuk mengoptimalkan hasil dan menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
Rekomendasi Penggunaan Minyak Zaitun untuk Kulit
Berdasarkan analisis ilmiah dan diskusi kasus, integrasi minyak zaitun ke dalam rutinitas perawatan kulit dapat memberikan manfaat signifikan, terutama bagi individu dengan kulit kering, menua, atau sensitif.
Sangat disarankan untuk memilih minyak zaitun extra virgin (EVOO) karena kandungan antioksidan dan nutrisinya yang lebih tinggi, memastikan kulit mendapatkan khasiat terbaik.
Penggunaan sebagai pelembap setelah mandi atau sebagai pembersih wajah dapat memberikan hidrasi mendalam dan perlindungan antioksidan yang optimal.
Penting untuk selalu melakukan uji tempel pada area kulit kecil sebelum aplikasi yang lebih luas untuk mengidentifikasi potensi reaksi alergi atau iritasi, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat kulit sensitif.
Individu dengan kulit berminyak atau berjerawat disarankan untuk menggunakan minyak zaitun dengan hati-hati, mungkin sebagai pembersih yang dibilas, bukan sebagai pelembap tanpa bilas, untuk meminimalkan risiko penyumbatan pori.
Konsultasi dengan dermatolog disarankan untuk kondisi kulit spesifik atau jika ada kekhawatiran mengenai penggunaan minyak zaitun pada jenis kulit tertentu.
Minyak zaitun telah terbukti secara ilmiah sebagai agen multifungsi yang berharga dalam perawatan kulit, menawarkan hidrasi mendalam, perlindungan antioksidan, dan sifat anti-inflamasi.
Kandungan asam lemak esensial, vitamin E, dan polifenolnya menjadikannya emolien yang efektif dan pelindung terhadap kerusakan radikal bebas.
Kemampuannya untuk mendukung barier kulit, meredakan iritasi, dan bahkan membantu penyembuhan luka kecil menempatkannya sebagai bahan alami yang sangat relevan dalam dermatologi.
Meskipun manfaatnya telah banyak didokumentasikan, penting untuk menyadari bahwa respons kulit dapat bervariasi antar individu, dan penggunaan yang bijaksana serta personalisasi sangat diperlukan.
Penelitian di masa depan dapat lebih lanjut mengeksplorasi mekanisme spesifik senyawa bioaktif dalam minyak zaitun pada berbagai jenis sel kulit, serta pengembangan formulasi yang dioptimalkan untuk kondisi kulit tertentu.
Studi jangka panjang mengenai efek penggunaan rutin dan perbandingan komprehensif dengan bahan aktif lainnya juga akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai potensi penuh minyak zaitun dalam perawatan kulit.